Langsung ke konten utama

Teknologi Pengolahan Pakan



TUGAS MATA KULIAH
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN







Disusun oleh :

Nama              : Sallu Warni
Kelas               : Peternakan B
NIM                : 23010114120058









FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

1.      Kajian tentang proses pembuatan silase
A.  Pengertian Silase
Silase merupakan awetan segar dari hijauan pakan yang di proses melalui teknologi fermentasi oleh bakteri asam laktat dalam suasana asam dan anaerob (proses tanpa  udara/oksigen). Hijauan makanan ternak yang disimpan dala keadaan segar (KA= 60-70%).
Untuk memacu terbentuknya suasana asam ditambahkan zat aditif berupa bahan  karbohidrat yang mudah dicerna,  seperti tetes, dedak, onggok, jagung  dan lain-lain. Pembuatan silase bertujuan untuk mengatasi masalah kesulitan penyediaan hijauan makanan ternak pada musim kemarau.

B.  Keunggulan Produk Silase
· Nilai gizi yang terkandung dalam silase setara dengan hijauan segar bahkan dapat lebih tinggi
· Meningkatkan nilai palatabilitas ternak.
· Tersedia sepanjang tahun baik musim hujan maupun kemarau.

C.  Alat dan Bahan dalam pembuatan silase:
· Alat yang digunakan dalam pembuatan silase yaitu Timbangan, 1 (satu) lembar plastik (90x200 cm) yang digunakan untuk mencampur, 1 (satu) lembar plastik kantong (90 x 150 cm) rangkap,  Alat pencacah hijauan (parang atau bendo), dan tali pengikat.
· Bahan yang digunakan dalam pembuatan silase yaitu semua jenis hijauan dan bahan tumbuhan lainnya, seperti rumput gajah, rumput lapang, pucuk tebu,  leguminosa dll.

D.  Langkah – langkah dalam membuat silase:
1) Bahan yang akan dibuat silase di potong-potong dengan ukuran sekitar 5            cm .
2) Pada musim hujan bahan pakan yabg akan dibuat silase seperti rumput dan tebon jagung harus dilayukan untuk mengurangi kadar air.
3) Tambahkan dan campur bahan hijauan yang telah dilayukan dengan dedak padi, tetes tebu, tepung gaplek sebanyak 4% dari hijauan yang akan di silase
4) Aduk adonan menjadi satu dan campurkan secara merata
5) Masukkan Adonan yang sudah tercampur secara merata ke dalam silo/kantung plastik. Kemudian dipadatkan (ukuran standar kepadatan 650 kg harus dapat masuk  dalam silo ukuran 1 meter kubik dengan cara diinjak injak (Untuk memaksimalkan proses silase, silo plastic menjadi  menurut penelitian LIPI harus diikat atau divakum kemudian diperam (diinkubasi) selama 21 sampai 30 hari).
6) Ditutup rapat dan tidak boleh ada lubang udara. Tutup atas ditindih dengan karung-karung berisi tanah atau pasir.
7) Proses silase /fermentasi berlangsung sekitar 21 hari.
8) Apabila proses berjalan baik, ditandai dengan tidak adanya jamur dan baunya asam, maka penyimpanan dapat dteruskan sampai saat dibutuhkan
9) Pengambilan silase harus secara cepat dan segera diutup kembali, Bahan pakan hasil silase yang sudah dikeluarkan dari silo harus segera diberikan ke ternak.

Penyiapan Silo
Silo merupakan wadah yang digunakan untuk tempat pembuatan silase yang dapat ditutup dan kedap udara yang menandakan bahwa udara tidak bisa masuk maupun keluar dari dan ke dalam wadah tersebut. Wadah tersebut juga harus kedap cairan, sehingga untuk perlu menggunakan bahan plastik untuk penggunaannya. Ukuran plastik disesuaikan dengan kebutuhan, mulai kantong keresek plastik ukuran satu kilogram, sampai silo silindris dengan garis tengah 100 meter dan ketinggian 30 meter.Gentong plastik (biasanya berwarna biru) yang mempunyai tutup yang bisa dikunci dengan rapat, merupakan salah satu pilihan yang terbaik. Karena di samping ukurannya yang sedang sehingga mudah untuk diangkat, kemudian dengan penambahan jumlah bisa memenuhi kebutuhan yang lebih banyak.
Penggunaan dan  Penyimpanan Silase
Silase sebagai salah satu bahan pakan serat kasar yang digunakan sebagai ransum potong. Pemberian pada sapi perah sebaiknya dibatasi tidak lebih 2/3 dari jumlah pakan kasar.  Silase juga merupakan pakan yang baik bagi domba tetapi tidak baik untuk kuda maupun babi. Silase merupakan pakan yang disukai ternak terutama bila cuaca panas. Apabila ternak belum terbiasa mengkonsumsi silase, maka pemberiannya sedikit demi sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Silase dengan kualitas yang baik akan menampilkan ciri-ciri khasnya yaitu berbau agak wangi, rasanya manis dan sedikit asam, warnanya hijau kekuning-kuningan, tidak berjamur, suhu tidak panas (kurang 30oC), kering dan teksturnya lembut, tidak menggumpal, pH berkisar antara 4 – 4,5 dan nilai nutrisi yang ada dalam silase meningkat.
E.  Hal yang diperhatikan dalam pembuatan silase:
1)   Lama pekerjaan tidak boleh lebih lebih dari 3 hari.
2)   Bahan silase harus ditumpuk rapi/ dipadatkan.
3)   Setelah proses ensilase selesai, PH harus dipertahankan kurang dari 4,2 (PH harus lebih dari 4,8 akan terjadi pembusukan dan peragian).
4)   Suhu optimum  untuk bakteri asam laktat 25-35oC).




2.      Kajian tentang Proses Pembuatan Hay

A.    Pengertian Hay
Hay merupakan bahan pakan ternak yang berasal dari tanaman hijauan yang di awetkan dengan cara dikeringkan kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30%.

B.  Manfaat Pembuatan Hay:
·  Untuk menyimpan tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
·  Untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman /rumputan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi.

C.  Alat dan Bahan:
·  Alat yang digunakan dalam pembuatan Hay yaitu sabit rumput/mesin pemanen rumput, pelataran untuk menjemur rumput dan rak untuk menghamparkan rumput yang akan dikeringkan, alat pengukur kandungan air hay (Delmhorst digital hay meter andbale sensor), gudang untuk menyimpan hay, tali untuk mengikat hay yang sudah kering.
·  Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Hay yaitu rumput yang berbatang halus sehingga mudah dikeringkan. (jerami jagung,jerami padi dll) .
D.  Cara Pengolahan Hay
1)   Hijauan segar yang terkumpul di gelar dalam tumpukan setipis mungkin saat dijemur dibawah sinar matahari,kemudian dibalik tiap 2 jam.
Lama pengeringan tergantung tercapainya kandungan air antara12-20 %.
2)   Metode Penjemuran ada dua yaitu
a.    Metode Hamparan
Merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 – 30% (tanda: warna kecoklat-coklatan).
b.    Metode Pod
Dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 – 3 hari (kadar air ±50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.









3.      Kajian Proses Pembuatan Haylage
A.    Pengertian Haylage
Haylage adalah pakan ternak yang dihasilkan dari layu rumput yang mengandung bahan kering berkisar 60-70%. Kandungan haylage berkualitas tinggi dan bergizi untukpakan ternak.

B.      Alat dan Bahan yang digunakan untuk membuat haylage
a.    Alat yang digunakan yaitu sabit atau alat pemanen rumput, tempat penjemuran rumput, garpu atau alat pembalik rumput, terpal untuk menutup rumput, alat/ kotak pengepak, dan tali pengikat.
b.    Bahan yang digunakan yaitu rumput yang berdaun halus.
C.    Cara Pembuatan
1)   Potong rumput yang telah siap dipanen
2)   Jemur pada tempat terkena sinar matahari penuh dengan ketebalan 15 -20 cm
3)    Lakukan Pembalikan setiap 2 jam
4)    Lakukan penjemuran selama 4 – 5 hari tergantung cuaca
5)   Apabila hujan/ pada malam hari tumpukan hay harus ditutup dengan terpal
6)    Setelah rumput kering, maka segera diikat dengan cara pengepakan.


4.      Kajian Persyaratan Bahan-bahan yang dipakai untuk proses pembuatan Silase, Hay, dan Haylage.

A.      Kajian Persyaratan Bahan Proses Pembuatan Silase
· Pemanenan Hijauan pakan dilakukan menjelang berbunga, karena pada fase tersebut hijauan memiliki nilai nutrien yang optimal.
· Hijauan pakan yang akan dibuat silase harus dicacahatau di potong pendek-pendek sekitar 3-5 cm untuk mempermudah pemadatan dan penanganan selanjutnya.
· Kadar air hijauan pakan yang akan dibuat silase berkisar 58-72%, karena kadar air yang berada diatas 72% akan melarutkan beberapa macam nutrien sedangkan kadar air yang kurang dari 58% akan mengalami kesukaran dalam proses pemadatan.
· Penutupan Silo harus rapat agar tidak ada udara yang msuk(kedap udara).
· Mengandung cukup substrat yang fermentabel dalam bentuk WSC, glukosa dan fruktosa (WSC) pada rumput-rumputan, dengan konsentraasi 10-30 g/kg BK. Disakarida berupa sukrosa terdapt sekitar 20-80 g/kg BK.
· Untuk persediaan makanan ternak pada musim kemarau.
· Untuk menampung kelebihan HMT pada musim hujan dan memanfaatkan  secara optimal.
· Memanfaatkan  hasil ikutan dari limbah pertanian dan perkebunan.

B.     Kajian Persyaratan Bahan Proses Pembuatan Hay
·         Bertekstur halus atau yang berbatang halus agar mudah kering
·         Dipanen pada awal musim berbunga.
·         Hijauan (tanaman) yang akan dibuat hay dipanen dari area yang subur
·         Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga, karena berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal, sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.

C.      Kajian Persyaratan Bahan Proses Pembuatan Haylage
·         Berwarna kehijauan (tampak seperti layu)
·         Bau khas rumput
·         Kadar air 40 %
·         Lentur, tidak mudah patah (pada bagian batang rumput masih terasa basah)













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Industri Pakan

TUGAS MATA KULIAH INDUSTRI PAKAN Disusun oleh : Nama               : Sallu Warni Kelas               : Peternakan A NIM                 : 23010114120058 FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016 TUGAS   I.        Jelaskan spesifikasi bahan pakan dan harga bahan pakan meliputi jagung, bungkil kedelai, bekatul, tepung ikan, MBM, MPM, DDGS, CGS,bungkil kopra, bungkil sawit, molases, polard untuk industri pakan Jawab 1)       Spesifikasi Jagung ·       Jagung sebagai bahan baku pakan merupakan jagung pipilan hasil tanaman jagung (Zea mays L) berupa biji kering yang telah dilepaskan dan dibersihkan dari tongkolnya. ·       Klasifikasi Tanaman Jagung §   Kingdom                   : Plantae (Tumbuhan) §   Divisi atau fillum      : Angiospermae §   Kelas                         : Monocotyledoneae §   Ordo / bangsa            : Poales §   Famili atau suku         : Poaceae §   Gen

Produksi Ternak Unggas

TUGAS MATA KULIAH PRODUKSI TERNAK UNGGAS Disusun oleh : Nama               : Sallu Warni Kelas               : Peternakan B NIM                 : 23010114120058 FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016 1.     Berikan contoh kelas ayam masing masing 5 beserta ciri ciri ayam tersebut! 2.     Beri contoh strain ayam minimal 3! Jawab: 1)    Pengelompokan ayam berdasarkan kelas dibagi menjadi 11 kelas ayam, tetapi yang di anggap penting diketahui hanya 4 kelas yaitu: A.     Kelas Inggris B.      Kela Amerika C.      Kelas Mediteran D.     Kelas Asia A.   Kelas Inggris Ayam kelas Inggris merupakan sekelompok ayam yang dibentuk dan dikembangkan di Inggris.. ·       Karakteristik ayam kelas inggris yaitu: a.     Bentuk tubuh besar b.     Cuping berwarna merah c.     Kulit putih d.    Kerabang telur coklat kekuningan e.     Bulu merapat ketubuh f.      Ayam tipe pe

Manajemen Pemotongan

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PEMOTONGAN Disusun oleh : Nama : Sallu Warni NIM     : 23010114120058 Kelas    : B Peternakan PROGRAM STUDI   S 1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 Proses Pemotongan Ternak I.      Proses Pemotongan Sapi                         Proses pemotongan merupakan suatu proses yang dimulai dari penyembelihan ternak sampai pemotongan karkas yang akan menghasilkan produk peternakan. Proses penyembelihan dibagi menjadi dua yaitu secara tradisional dan mekanik. Penyembelihan secara tradisional dilakukan oleh seorang jagal dengan syariat Islam menggunakan peralatan tradisional seperti pisau yang tajam sedangkan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan mesin dan alat-alat modern, sehingga hasil kualitasnya lebih baik dan beban kerja lebih ringan. Ternak yang akan dipotong akan digiring   agar masuk kedalam restaining box untuk dijatuhkan. Setelah jatuh, lalu sapi disiram ai